Random post

Sunday, January 13, 2019

√ Kehidupan Dan Ketakutan Akan Perubahan



Berkumpul dengan sahabat Sekolah Menengan Atas akan selalu menjadi momen yang berharga buatku. Karena memang aku jomblo mereka selalu asik untuk diajak diskusi dan bercanda.


Menurutku terlalu banyak momen Istimewa dikala saya duduk di kursi SMA. Itu menciptakan kami bersahabat sangat dekat hampir ke semua sahabat seangkatan.


Kalau saya bilang seangkatan itu tidak berlebihan, alasannya memang dikala awal di bangun, Sekolah Menengan Atas kami hanya memuat 48 anak dalam satu angkatan. Makara memang jumlah yang sangat sedikit, sehingga saya mungkin masih hafal. Semoga ingatan itu tidak tergoda usia XD.


Momen ngumpul bersama di tahun ini entah kenapa pembahasan selalu ke arah pernikahan. Entah apa alasannya memang sudah usianya. Sebenarnya jikalau sekedar pembahasan, ini yakni hal yang menarik dan aktual sih. Tetapi beda ceritanya jikalau ini jadi tuntutan, ini jadi menyeramkan. XD


Bahkan di sela-sela percakapan ada saja yang nyeletuk;


“Kamu kapan?”


Aku menentukan diam.


Bukan alasannya saya masih bingung, tapi alasannya pertanyaan itu tidak mempunyai kata kerja, objek dan keterangan yang jelas.


Ambigu!


Kamu kapan? itu secara struktur bahasa indonesia kan enggak jelas? Iya kan? Iya kan? Jadinya membisu dan masbodoh itu yakni pilihan terbaik! PEMBENARAN dah…


Jujur kalau-pun pertanyaan itu di edit dengan sempurna dan diajukan kembali padaku, saya masih galau juga mau jawab apa?


Bagaimana mau ngejawabnya jikalau memang belum siap. Belum siap-nya alasannya memang belum kepikiran.


Kalaupun mau menjawab, yang keluar mungkin kalimat yang begitu keren dan dipenuhi bullshit;



Tunggu sasaran dan cita-citaku tercapai


Klise kan ya? tapi keren!


Aku melihat belakangan ini, kita menilai jikalau menikah itu tuntutannya kemapanan.


Orang yang belum mapan dan memutuskan menikah dianggap suatu kecacatan, seolah keputusan bodoh, hina atau dosa.


Padahal kan nggak gitu.


Apa kesudahannya jikalau sudah mapan menjadi syarat mutlak? Banyak cowok yang kehilangan mimpinya alasannya di rampas oleh kata mapan.


Contohnya gini, kini ia bercita-cita menjadi seorang pengusaha, tetapi pengusaha mana yang mapan di awal karirnya? Sementara tuntutan menikah ialah kemapanan. Pilihannya jadi dua, perbanyak puasa (menunda nikah) atau memutuskan untuk jadi pegawai negeri dan menjadi mapan alasannya dijamin negara.


Kedua keputusan itu menurutku sama saja baiknya, tidak ada yang perlu di salahkan. Seperti kata seorang guru kehidupan saya;





“Tidak ada keputusan yang buruk, keputusan ialah pilihan terbaik dikala itu!”



Artinya keputusan itu yakni yang terbaik dikala itu, jikalau kini menjadi buruk, itu bukan alasannya kesalahan dalam keputusan yang dahulu, tapi alasannya kebutuhan kita akan keputusan baru. Segera ambil perilaku dan Selesaikan problem yang sekarang!


Dari pola itu kalian paham ‘kan pilihan mana yang menjadi penyebab mimpinya dirampas oleh kata mapan?


Mungkin tidak ada mimpi yang sanggup dirampas, tetapi banyak orang lupa mimpinya ketika telah dalam posisi nyaman dan itu tidak saya inginkan. Biarkanlah saya bersusah-susah dengan pilihan hidupku. Ini bukan curhat lho!


Kemudian diskusi bersama teman-teman itu beralih ke dunia politik. Kadang saya percaya kata dosenku;





“Indonesia ini kebanyakan hebat yang tidak terakreditasi. Jadinya banyak pakar politik yang ilegal, isu hoax-pun ditelan”



Artinya memang jikalau sudah membahas suatu topik, kami selalu menjadi sok bisa, sok paham dan sok ngerti.


Padahal aslinya, kami bahkan tidak mengenal satu tokoh politik-pun secara personal. Makara darimana kau sanggup inspirasi membahas politik? Dari media! Beberapa mungkin benar dan beberapa lainnya hoax. 😀


Konsep perpolitikanku sih bergotong-royong mengikuti George Carlin, seorang pelawak politik yang beberapa kali kena banned alasannya materi komedi politiknya;



“Don’t trust any politician and media, coz they’re working together to make money!”



Tapi biarlah jikalau mau membahas dunia politik juga. Aku juga niscaya gabung dalam diskusinya, supaya rame aja. Ada topik yang dibahas.


Daripada diskusinya mengarah kepada pembahasan bagaimana menguraikan persmaan Schrodinger? dan berakhir dengan ngilu di kepingan otak kiri dan kram di dibagian otak kanan.


Lebih baik masuk ke topik politik dan ngomong nggak jelas. Itu sanggup lebih mengakrabkan.


Pertemuan dengan teman-teman ini juga menyadarkanku, bahwasannya suatu perubahan pada hidup insan itu tidak akan terhindarkan.


Apa yang menarik dari seorang sahabat yang tetap? pemikirannya tetap, tingkahnya tetap, dan kebiasaannya tetap? tidak ada perubahan pun perkembangan.


Tidak menarik!


Aku melihat bahwasannya perubahan ialah suatu keharusan, sekecil apapun itu, perubahan akan terjadi pada manusia.


Bisa alasannya keadaan, sanggup juga alasannya keputusan.


Beberapa sahabat Sekolah Menengan Atas yang dulunya pendiam dan menjadi seorang pendengar yang baik sanggup saja menjelma orang yang liar dan tidak sanggup diam. Dan dikala itu terjadi, tidak ada pilihan kecuali membiasakan diri dengan tingkah barunya. Itu mungkin alasannya tuntutan kerjaan atau keadaan


Beberapa orang yang gokil dan tukang buat ribut semoga saya bukan, sanggup saja tiba kembali dan menjadi tambah ribut. Yaiyalah! Kalau udah jadi gokil itu susah tobatnya!


Orang-orang yang menentukan untuk tidak berubah juga banyak, entah apapun alasannya tapi enggak akan sanggup asik hidupnya.


Karena memang perubahan itu yakni pada dasarnya kehidupan.


Dan anehnya



Ketakutan terbesar insan ialah pada perubahan!



Tidak sanggup dipungkiri bahwa kita selalu khawatir akan perubahan, kita takut perubahan yang terjadi tidak sesuai harapan kita. Kita khawatir jikalau masa depan itu tidak sesuai dengan apa yang kita rencanakan.


Itu semua muncul alasannya mungkin kita mengabaikan faktor ketuhanan dalam setiap planning kita.


Teringat pesan dari seorang pengusaha hebat di Berau yang mengobrol dengan saya. Beliau ini pemasok 1 ton ikan patin setiap bulannya, yang terbesar di Berau.


“Bisnis patinnya itu pak mendatangkan tenaga hebat ya pak?”


Tebak apa jawabannya? “iya?” atau “tidak?”


Begini jawabnya


“Nggak, tenaga ahlinya saya gantikan dengan tenaga paling hebat dalam urusan kehidupan, di datangkan dengan do’a”


Saat itu, dalam hati saya berterimakasih alasannya filosofi yang sangat hebat itu.


Bayangkan bahwa orang ini mengelola bisnis sebesar itu tanpa satupun tenaga ahli! Hanya yakin kepada Allah sebagai pemberi rizki padanya dan pembawa kehidupan bagi patin-patinnya.


Semoga goresan pena random ini memberi setitik pencerahan.. Salam hangat Mystupidtheory.




Sumber https://mystupidtheory.com