Random post

Sunday, January 20, 2019

√ Mengungkap Diam-Diam Kembang Api

Ramadhan ini selain identik dengan ibadah bagi ummat muslim, juga selalu berkaitan dengan malam-malamnya yang begitu damai dan menyenangkan. Jika pada bulan lain kita terlelap pada pukul 09.00, pada dikala Ramadhan seringkali kita gres bisa terpejam pukul 10.00 atau pukul 11.00. Sebagian dari kita menambah ibadahnya sampai larut, namun tak bisa dipungkiri bahwa aneka macam yang juga bersenang-senang dikala malamnya. Salah satunya dengan bermain kembang api sampai larut malam. Kebiasaan ini sering kali terjadi pada penghujung Ramadhan.


Kembang api merupakan budaya yang dipercaya berasal dari China, kepercayaan orang Cina bahwasannya kembang api sanggup menangkal roh-roh jahat.


Dahulunya kembang api itu hanya ada satu warna, putih saja, sampai berubah menjadi banyak warna-warni, Kesemua perkembangan itu didasari oleh eksperimen para hebat kimia.


Pembuatan kembang api tidak akan terlepas dari ilmu kimia, dimana warna api yang dihasilkan merupakan dampak dari pencampuran komposisi senyawa kimia yang berbeda. Pun model ledakannya merupakan hasi desain para pakar kimia.


Secara proses kimiawi yang terjadi, terdapat beberapa komponen pembentuk kembang api yaitu Oksidator, Fuel, dan Aerial Shell.


Oksidator merupakan zat yang menghasilkan oksigen dalam jumlah besar pada kembang api beberapa teladan senyawanya yaitu KNO3 Kalium Nitrat (eng. Potasium Nitrate) yang dikenal luas sebagai blackpowder/gunpowder, KClO4 Kalium Perklorat, kemudian Stronsium Nitrat yang akan menghasilkan nyala warna merah ketika terbakar.


Fuel atau materi bakar yang berkombinasi dengan oksidator untuk memproduksi panas. Senyawa kimia yang biasa dipakai sebagai fuel yaitu Sulfur (S), Arang atau padatan Carbon (C), abu Alumunium (Al) kemudian abu Magnesium (Mg).


Penggunaan senyawa tersebut diadaptasi menurut panas spesifik yang bisa dihasilkan oleh senyawa dan panas yang diinginkan pada kembang api.


Kemudian yang terakhir yaitu dampak ledakan yang ditimbulkan oleh kembang api di langit, berasal dari Aerial Shell, atau lapisan terluar kembang api. Pada dikala di langit, aerial shell ini akan meledak dan terbakar.


Desain umum dari Aerial Shell iala menyerupai ini:



Pada belahan Effect Pellets itu merupakan adonan senyawa kimia khusus yang sanggup menghasilkan warna yang spesifik ketika di bakar. Senyawa kimia yang dipakai yaitu (CuO) Tembaga oksida (eng.Copper Oxide) merupakan penghasil warna biru yang bagus, kemudian Stronsium Klorida (SrCl2) merupakan penghasil warna merah api, (NaSiO2) Natrium Silikat (eng. Sodium Silicat) untuk warna kuning terang, sedangkan untuk warna hijau sering kali dipakai (Ba(C2H3O2)2 Barium Asetat (eng. Barium Acetat).


Dengan kombinasi bahan-bahan kimia, akan diperoleh aneka warna pada kembang api.Kembang api meluncur ke langit lantaran adanya dorongan panas yang dihasilkan oleh oksidator propelan(pendorong) dan fuel.


Kemudian ledakan pada kembang api disebabkan lantaran meledaknya Aerial Shell dan terbakar.


Pada final pertunjukan keluarlah kerlap-kerlip warna kembang api yang berasal dari terbakarnya Effect Pellets. Runtutan reaksi kimia yang indah dan sangat menarik.


Kembang api akan selalu menciptakan bawah umur senang. Dan dengan Ilmu Kimia keindahan kembang api akan terus bisa menggoda para penikmatnya.


Salam Mystupidtheory!Artikel Kimia ini termasuk dalam proyek Cara Belajar Kimia Online



Sumber https://mystupidtheory.com