Salah satu diantara jenis-jenis kata yang ada ialah kata sifat. Kata ini merupakan kata yang pertanda suatu sifat yang terkandung pada suatu objek. Kata ini biasanya digunakan sebagai predikat atau keterangan dalam suatu pola kalimat dasar beserta contohnya. Selain itu, kata ini juga dapat dilekatkan pada jneis-jenis kata benda yang menjadi subjek, objek, ataupun pelengkap. Menurut laman id.wikibooks.org, kata sifat dibagi atas dua jenis menurut bentuknya. Adapun jenis-jenis kata sifat tersebut ialah kata sifat dasar dan kata sifat turunan. Kedua kata sifat tersebut akan dijelaskan khusus pada artikel kali ini. Penjelasan-penjelasan tersebut ialah ibarat berikut ini!
1. Kata Sifat Dasar
Kata sifat ini merupakan kata sifat yang berbentuk kata dasar dan belum dikenai proses gramatikal ibarat pengimbuhan, pengulangan kata, ataupun pemajemukkan kata. Misalnya: cantik, rupawan, tampan, indah, jelek, dan kata-kata lain sejenisnya. Tak hanya berbentuk kata dasar, kata sifat ini juga juga ada yang berbentuk kata ulang semu, seperti hati-hati atau pura-pura.
2. Kata Sifat Turunan
Selain kata sifat dasar, kata sifat turunan merupakan jenis kata sifat menurut bentuk lainnya. Kata sifat ini sendiri merupakan kata sifat dasar yang telah mengalami salah satu dari tiga proses gramatikalisasi, yaitu pengimbuhan, pengulangan kata, dan pemajemukkan kata.
Pengimbuhan kata pada kata sifat turunan dilakukan dengan mengimbuhkan kata sifat dasar dengan imbuhan ter- atau se-. Misalnya: terindah (te- + kata sifat indah), atau secantik (se- + kata sifat cantik). Selain itu, proses pengimbuhan pada kata sifat turunan juga dapat memakai imbuhan sisipan -em- yang diimbuhkan kata sifat dasar, atau pengimbuhan imbuhan serapan seperti -i, -wi, -iah, -iah, -if, -er, -al, dan -is yang diimbuhkan pada jenis-jenis kata benda. Misalnya: gemetar, alami, duniawi, alamiah, ilmiah, komunikatif, egaliter, tekstural, dan nihilis.
Proses gramatikal selanjutnya ialah pengulangan kata atau reduplikasi. Proses ini dilakukan dengan cara mengulang kata sifat dasar sampai berbentuk kata ulang dwilingga, kata ulang dwilingga salin suara, atau kata ulang berimbuhan. Misalnya: baik-baik, compang-camping, kecil-kecilan,
Proses gramatikal terakhir pada pembentukan kata dasar turunan ialah pemajemukkan kata. Pemajemukkan kata dilakukan dengan cara menggabungkan kata sifat dasar dengan antonim atau sinonim dari kata sifat tersebut, menggabungkannya dengan morfem terikat, atau menyandingkannya dengan morfem bebas.
Misalnya: hitam putih (kata sifat turunan ini merupakan kata sifat yang terbentuk dari penggabungan kata sifat dasar dengan lawan katanya); adidaya (kata sifat turunan ini terbentuk dari kata sifat dasar daya yang disatukan dengan morfem terikat adi-); baik budi (kata ini terbentuk dari kata sifat dasar baik yang ditulis bersama morfem bebas budi)
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis kata sifat menurut bentuknya terbagi atas dua jenis, yaitu kata sifat dasar dan kata sifat turunan. Kata sifat dasar merupakan kata sifat yang masih berupa kata dasar ataupun kata ulang semu. Sementara itu, kata ulang turunan ialah kata sifat dasar yang mengalami salah satu proses gramatikalisasi, yaitu pengimbuhan, pengulangan kata, dan pemajemukkan kata.
Demikianlah pembahasan artikel kali ini. Jika pembaca ingin membaca rujukan seputar kata, maka pembaca dapat membuka artikel jenis-jenis kata kerja, jenis-jenis kata keterangan, dan juga jenis-jenis kata tanya. Semoga bermanfaat untuk para pembaca sekalian. Terima kasih.
Sumber https://dosenbahasa.com